Sabtu, 14 September 2013

Askep PUD



MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PERDARAHAN UTERI DISFUNGSIONAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kepetawatan Maternitas 1 yang diampu oleh
Ns.Pindi Kurniawati,S.Kep
Disusun Oleh:

1.        Deka Oja S                      11.014
2.        Fendra Nurul R             11.025
3.        Isti Arifah                       11.047
4.        Moch Afif Ardianto       11.055
5.        Nova Agustina          11.063      
6.        Rezia Satriatama      11.063
7.        Wahyu Maidayanti   11.097


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpihan karunia, hidayah dan bimbingan-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas 1 dengan judul ”Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Perdarahan Uteri Disfungsional”. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :
1.                  NS. Pindi Kurniawati,. S.Kep, selaku Dosen Maternitas 1 AKPER KESDAM IV / DIPONEGORO
2.                  Teman-teman yang juga membantu dalam berbagai hal.
3.                  Serta pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat diterima, dipelajari dan bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca dikalangan masyarakat serta dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan makalah yang lain. Dan kami menyadari adanya banyak kekurangan, baik tulisan maupu cara penulisan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semarang,       Mei 2013

           Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gangguan pola menstruasi adalah tampilan klinis yang umum. Perdarahan uterus disfungsional didefinisikan sebagai perdarahan endometrium abnormal dan berlebihan tanpa adanya patologi struktural. Perdarahan ini juga didefinisikan sebagai menstruasi yang banyak dan / atau tidak teratur tanpa adanya patologi pelvik yang diketahui, kehamilan atau gangguan perdarahan umum. PUD umum terjadi pada awal dan akhir usia reproduksi, dimana sering terjadi PUD anovulatori. Selama periode ini, DUB terjadi sekunder akibat penurunan esterogen. PUD dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan endokrin atau dapat terjadi pada siklus menstruasi normal ( PUD ovulatori ).
Biaya sosial dan ekonomi PUD cukup besar. Sekitar sepertiga histerektomi dilakukan akibat gangguan menstruasi saja. Pada artikel ini, tatalaksana klinis PUD ditelaah. Pendekatan terkini dalam pengobatan PUD akan dibahas.
Karena diagnosis PUD didasarkan pada penyingkiran penyebab patologis, maka penting untuk mengetahui diagnosis banding PUD. Hingga 40 persen wanita dengan PUD pada akhirnya akan diperoleh diagnosis lain jika diselidiki secara intensif. Morbiditas psikiatrik juga berhubungan dengan PUD. Penelitian komunitas menunjukkan bahwa wanita yang memiliki skor tinggi pada skor psikiatrik lebih sering mengeluhkan gangguan menstruasi.
PUD meliputi setiap kondisi perdarahan uterus abnormal tanpa adanya kehamilan, neoplasma, infeksi, atau lesi intra uterin lainnya. Perdarahan ini paling sering sebagai akibat disfungsi endokrinologis yang menghambat ovulasi normal.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien PUD
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mengetahui definisi PUD
b.      Mahasiswa mengetahui penyebab PUD
c.       Mahasiswa mengetahui jalan penyakit PUD
d.      Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala PUD
e.       Mahasiswa mengetahui komplikasi PUD
f.       Mahasiswa mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien PUD










BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Pengertian
Perdarahan Uterus Disfungional (PUD) adalah perdarahan uterus abnormal yang didalam maupu diluar siklus haid,yang semata – mata disebabkan gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus – hipofisis – ovarium – endometrium –tanpa kelainan organik alat reproduksi PUD paling banyak dijumpai pada usia perimenars dan perimenopause.(Manuaba,1998)
PUD adalah suatu keadaan yang ditandai perdarahan banyak,berulang dan berlangsung lama yang berasal dari uterus namun bukan disebabkan oleh penyakit organ dalam panggul,penyakit sistemik ataupun kehamilan.(Rahman,2008)
PUD adalah perdarahan abnormal dari uterus, biasanya berhubungan dengan kegagalan ovulasi, dengan tidak adanya lesi organik lainnya terdeteksi.(Kadarusman,2005)
B.     Penyebab
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause.tetapi,kelainan ini lebih sering dijumpai pada masa permulaan dan pada masa akhir fungsi ovarium. Pada usia perimenars,penyebab paling mungkin adalah faktor pembekuan darah dan gangguan psikis.
Pada masa pubertas sesudah menarche,perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambat proses maturasi pada hipotalamus,dengan akibat bahwa pembuatan releasing faktor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa premenopause ,proses terhentinya proses ovarium tidak selalu berjalan lancar.(Kadarusman,2005)

C.    Tanda dan gejala
1.      Perdarahan pervagina diantara siklus menstruasi
2.      Siklus menstruasi yang abnormal
3.      Siklus menstruasi yang bervariasi (biasanya kurang dari 28 hari diantara siklus menstruasi )
4.      Variable menstruasi flow ranging from scanty to profuse
5.      Infertill
6.      Mood yang berfluktuasi
7.      Hot Flashes
8.      Kekeringan vagina
9.      Hirsutism     
10.  Nyeri                                                                                          (Kadarusman,2005)
C.                 Komplikasi
1.      Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
2.      Anemia berat akibat perdarahan yang berlebihan dan lama
3.      Pertumbuhan endometrium yang berlebihan akibat ketidakseimbangan hormonal merupakan faktor penyebab kanker endometrium .(Rahman,2008)








D.           PATHWAY (Syilvia,1995)
Stress(psikis,Fisik)              Perdarahan Non Organik(Trauma,Pemakaian kontrasepsi)
BB (Obesitas)
Usia Menarche
&Menopause
          
               Gangguan hormonal gonadotropin                      Gangguan pembekuan darah
 

HormonTiroid
  Progesteron                         Korpus luteum(-)                       Gangguan vaskuler
    Estrogen                              Progesteron                              Resiko Kematian
Irreguler Sedding            Proliferasi endometrium                            Cemas
  Endometriasis                         Vaskularisasi
                                               Kelenjar Tumbuh
                                                 Stoma terbatas

Ketidkseimbngn hormon        Hiperplasia Endometrium                 Endometrium Rapuh
Kanker Endometrium           Gang.rasa nyaman nyeri                                                      Infertilitas
                                                                                    Perdarahan uteri disfungsional
                                                                                           Resiko Infeksi

Anemia berat
Lemah,Letih
Gangguan Nutrisi Kurang dari kebutuhan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
a.       Identitas Klien
Nama,Umur(menarche & menopouse),jenis kelamin,pekerjaan,
b.      Keluhan Utama
Perdarahan pervagina diantara siklus menstruasi,Nyeri,Siklus menstruasi yang abnormal,Siklus menstruasi yang bervariasi (biasanya kurang dari 28 hari diantara siklus menstruasi ).Variable menstruasi flow ranging from scanty to profuse,Infertill,Mood yang berfluktuasi,Hot Flashes,Kekeringan vagina,Hirsutism                                                                                            
c.       Riwayat Penyakit
Harus memenuhi kriteria yang telah dikemukakan di atas termasuk :
a.       Ginekologi reproduksi.
Pastikan tidak adanya kehamilan dengan memeriksa haid terakhir, menars, pola haid ada tidaknya dimenore, molimina, penggunaan tampon, benda asing, aktivitas seksual, pemakaian kontrasepsi (tipe, efek, lamanya), riwayat SOP dan kelainan perdarahan pada keluarga.
b.      Coba tentukan banyaknya perdarahan
Jika seorang wanita berdiri tanpa menggunakan tampon perlu dilihat apakah ada perdarahan yang mengalir pada kedua kakinya. Jika ada maka perdarahan dikatakan banyak.
c.       Singkirkan penyebab lain dari perdarahan, seperti stress, kelainan pola makan, olahraga, kompetisi atletik, penyakit kronis, pengobatan dan penyalahgunaan obat.
d.      Tentukan karakteristik episode perdarahan terakhir
d.      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala: Normocephal, tidak terdapat jejas, distribusi rambut merata.
b.      Mata:Ortoforia, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+
c.       Telinga:Aurikula normal, serumen -/-, hiperemis -/-
d.      Hidung:Normal, sekret -/- , tidak ada deviasi septum
e.       Mulut dan gigi: Mukosa bibir basah, sianosis (-), lidah kotor -/-.
f.       Pemeriksaan leher :
Kelenjar getah bening tidak teraba membesar 
g.      Pemeriksaan Toraks : Paru : dada simetris,vesikular, ronkhi -/-, wheezing -/-
h.      Jantung :
BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
i.        Pemeriksaan Abdomen : datar, bising usus (+) N, hepar dan lien tidak teraba.
j.        Pemeriksaan ekstermitas : edema (-/-), sianosis -/-,capillary refill time< 2 detik
Pemeriksaan harus difokuskan untuk mengidentifikasi tanda-tanda penyebab lain dari perdarahan. Sindroma Ovarium Polikistik (SOP) dapat ditentukan karena gejalanya sangat jelas, sedangkan adanya anovulasi kronik tidak menunjukkan tanda yang jelas.
Ø  Obesitas, SOP, disfungsi H-P dan hipotiroidisme (menometroragi)
Ø  Kelebihan hormon androgen
Ø  Memar-memar – koagulopati
Ø  Galaktore-peningkatan prolaktin , singkirkan kemungkinan adanya adenoma hipofise
Ø  Pembesaran uterus. Kemungkinan hamil, tumor atau miom
Ø  Adanya masa pada adneksa
e.       Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah serta pemeriksaan kehamilan diperlukan pada kasus ini. Pemeriksaan lain tergantung dari usia, status ovulasi, risiko PMS (Penyakit Menular Seksual), dan risiko penyakit lain. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal adalah pemeriksaan noninvasif dan Membantu dalam mendeteksi Kelainan pada rahim, seperti polip, atau mengukur ketebalan endomentrium.
Pemeriksaan ini dapat dilanjutkan dengan histeroskopi (memasukkan Teropong dalam rahim) atau Biopsi endometrium (mengambil sedikit jaringan endometrium) bila diperlukan.
Pemeriksaan laboratorium ini harus sudah terarah sesuai dengan hasil pemeriksaan fisis dan anamnesis karena biayanya sangat mahal,seperti
a.       Tes kehamilan harus dilakukan dan dihasilkan negatif (-)
b.      PAP tes
c.       Hitung jenis leukosit 6600 ul
d.      Pemeriksaan kadar hormon steroid
e.       Biopsi endometrium
f.       Hematokrit 29,0 %
g.      Hemoglobin 9,6 gr/dl
h.      USG
Ini adalah hasil dari pemeriksaan USG
 
Hasil :  penebalan dinding endometrium dan dislokasi IUD tanpa disertai perlukaan yangmenyebabkan reaksi radang.
4.      Diagnosa Keperawatan (Nanda,2011)
1.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perdarahan uterus
2.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
3.      Cemas/ansietas berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi nasokomial
5.      Intervensi (Dongoes,2002)
1.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perdarahan uterus
Tujuan       : Status nutrisi: makanan, cairan, dan intake adekuat.
Kriteri Hasil :
Ø  BB bertambah dan dalam batas normal.
Ø  Nilai laboratorium (tranferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal
Ø  Menunjukkan level energi adekuat.
Ø  Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi
Intervensi
1.      Kaji motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.
R :Meningkatkan nafsu makan pasien
2.      Monitor nilai-nilai laboratorium, terutama transferin, albumin, dan elektrolit.
R :Mengetahui dan untuk menegakkan intervensi yang tepat
3.      Tanyakan makanan kesukaan pasien.
R :Meningkatkan nafsu makan
4.      Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
R:Mengetahui cara yang tepat dalam pemberian makan
5.      Monitor catatan intake kalori dan komponen nutrisi.
R :Mengetahui jumlah pemasukkan dan zat yang terkandung dalam makanan
6.      Monitor BB pasien.
R :Memantau kenaikan berat badan
7.      Kaji dan dokumentasikan drat kesulitan mengunyah dan menelan.
R :Mengetahui apa yang menyebabkan proses mengunyah dan menelan terhambat
8.      Identifikasi faktor-faktor penyebab mual dan muntah.
R :Mengetahui penyebab mual dan muntah
9.      Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein
R :Pemberian yang tepat dapat mempercepat peningkatan nutrisi
10.  Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehilangan selera makan pasien (misalnya, medikasi, masalah emosional).
R :Mengetahui penyebab penurunan bb
11.  Monitor perilaku pasien yang berhubungan dengan penurunan BB.

2.      Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi/perdarahan
Tujuan       : Nyeri berkurang/terkontrol
Kriteria Hasil :           
Ø  Klien mampu mencapai level nyaman
Ø  Klien mampu mengontrol nyeri
Ø  Klien mampu menyebutkan efek mengganggu dari nyeri
Ø  Klien mampu mengurangi level nyeri
Intervensi
1.      Selidiki keluhan pasien akan nyeri,perhatikan intensitas (0-10),lokasi,dan faktor pencetus
R:Mengetahui tingkat nyeri dan penanganan yang tepat
2.      Awasi tanda vital,perhatikan petunjuk non-verbal,misal:tegangan otot,gelisah.
R:Mengawasi keadaan umum klien
3.      Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.
R:Mengurangi nyeri
4.      Berikan tindakan kenyamanan (misal:pijatan/masase punggung)
R:Merilekskan sumber nyeri
5.      Dorong menggunakan tekhnik manajemen nyeri ,contoh : latihan relaksasi/napas dalam,bimbingan imajinasi,visualisasi)
R:Mengontrol nyeri
6.      Berikan teknik relaksasi nafas dalam
R:Menurut jurnal penelitian Ernawati, Tri Hartiti, Idris Hardi yang menyatakan bahwa Teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic. Teori lain yang mendukung bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri adalah teori huges dkk (1975). Menurutnya dalam keadaan tertentu tubuh mampu mengeluarkan opoid endogen yaitu endorphin dan enkefalin. Zat –zat tersebut memiliki sifat mirip morfin dengan efek analgetik yang membentuk suatu “system penekan nyeri”. Tehnik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu keadan yang mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opoid endogen sehingga terbentuk system penekan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan penurunan intensitas nyeri. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, dimana setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terjadi penurunan intensitas nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap nyeri. Orang yang memiliki toleransi nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan memilki mekanisme koping yang baik pula.
7.      Kolaborasi:Pemberian obat analgetika dan Pemberian Antibiotika
R:Mengurangi rasa nyeri
3.      Cemas/ansietas berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan       : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
Ø  Klien lebih rileks
Ø  Rasa cemas klien berkurang
Intervensi
1.      Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
R: Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya
2.      Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
R: Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis
3.      Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
R: Memberikan dukungan emosi
4.      Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
R: Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
5.      Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
R: Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
6.      Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
R: Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat
7.      Ajarkan teknik nafas dalam
R: Menurut Jurnal Penelitian Oleh : Abdul Ghofur dan Eko Purwoko menyatakan bahwa Pemberian teknik nafas dalam pada pasien akan terjadi penurunan dalam ketegangan untuk mencapai keadaan rileks, memusatkan perhatian pada teknik pernafasan,dan mengencangkan serta mengendurkan kumpulan otot secara bergantian sehingga dapat merasakan perbedaan antara relaksasi dan ketegangan. Dari hasil penelitian, gambaran tingkat kecemasan setelah pemberian teknik nafas dalam pada waktu selama 15 menit diperoleh penurunan nilai tingkat kecemasan rata-rata standar devisiasinya 0,4923.
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi nasokomial
Tujuan       : mencegah terjadinya infeksi
Kriteria Hasil :
Ø  Klien mampu mencegah status infeksi
Ø  Klien mampu mencapai status kekebalan tubuh
Intervensi  :
1.      Kaji tinggi fundus dan sifat Kaji lochia: jenis, jumlah, warna dan sifatnya Monitor vital sign, terutama suhu setiap 4 jam dan selama kondisi klien kritis
R:Mengetahui keadaan umum pasien
2.      Catat jumlah leukosit dan gabungkan dengan data klinik secara lengkap Lakukan perawatan perineum dan jaga kebersihan, haruskan mencuci tangan pada pasien dan perawat
R:Mengetahui data tambahan,dan proteksi diri untuk pasien agar tidak terinfeksi
3.      Kaji ekstremitas: warna, ukuran, suhu, nyeri, denyut nadi dan parasthesi/ kelumpuhan
R:Mengetahui keadaan fisik dan fungsi syaraf klien
4.      Pemberian analgetika dan antibiotika
R:Mengurangi perluasan infeksi
















6.      Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien dapat :
1.      Klien mampu mencegah status infeksi
2.      Klien mampu mencapai status kekebalan tubuh
3.      Klien lebih rileks
4.      Rasa cemas klien berkurang
5.      Klien mampu mencapai level nyaman
6.      Klien mampu mengontrol nyeri
7.      Klien mampu menyebutkan efek mengganggu dari nyeri
8.      Klien mampu mengurangi level nyeri











BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
PUD adalah suatu keadaan yang ditandai perdarahan banyak,berulang dan berlangsung lama yang berasal dari uterus namun bukan disebabkan oleh penyakit organ dalam panggul,penyakit sistemik ataupun kehamilan.
PUD dapat dikatakan memiliki manifestasi khusus yaitu kejadiannya tidak dapat diramalkan dan biasaanya tidak menimbulkan rasa nyeri,perdarahan dapat sangat banyak berlangsung lama
Tatalaksana awal dari perdarahan akut adalah pemulihan kondisi hemodinamik dari ibu. Pemberian estrogen dosis tinggi adalah tatalaksana yang sering dilakukan
Pasien disarankan untuk menjaga kondisi kesehatan mereka, mengurangi merokok, kokain, amfetamin, sehingga dapat meminimalisasi risiko untuk perdarahan abnormal dan kanker.
B.     Saran
Bagi setiap wanita, konsulkan diri Anda ke petugas kesehatan atau fasilitas kesehatan lainnya jika Anda merasa terdapat tanda- tanda seperti diatas untuk pencegahan,dan bagi pihak Rumah Sakit agar dapat lebih memperhatikan terhadap penyakit ini dan juga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanannya.





DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.E, et al.2002. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Kadarusman.2005.Perdarahan Uterus Disfungsional Kronik pada Masa Reproduksi. Diunduh pada tanggal 3 Mei 2013 dari http://digilib.unsri.ac.id
Manuaba. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita., Jakarta: ARCAN
NANDA,2011.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa, Prima Medika, NANDA.
Rahman .2008. Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Surya Cipta
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2007. Manajemen Edisi 8. Jakarta: Indeks
Sylvia A.Prie,Lorraine M.Wilson, 1995. Patofisiologi edisi 4, Jakarta:EGC

1 komentar:

  1. terimakasih banyak infonya, sangat membantu sekali...

    http://obatasliindonesia.com/obat-herbal-nyeri-haid-terbaik/

    BalasHapus